Menelusuri jejak sejarah heroik bangsa Indonesia.

Monumen ini didirikan untuk menghormati peristiwa Puputan Margarana, yang terjadi pada 20 November 1946 di Desa Marga, Bali. Pada hari itu, terjadi pertempuran habis-habisan antara Pasukan Ciung Wanara, yang dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai, melawan pasukan NICA (Belanda). I Gusti Ngurah Rai beserta 96 anggota pasukannya gugur sebagai pahlawan.

Meskipun NICA menang dalam pertempuran tersebut, mereka tidak berhasil menjajah kembali Indonesia. Puputan Margarana menjadi simbol perlawanan dengan semboyan "Pantang Mundur dan Tidak Kenal Menyerah," yang berlanjut hingga kedaulatan Indonesia diakui pada 27 Desember 1949.


Taman Pujaan Bangsa Margarana didirikan pada 1953 di lokasi pertempuran, meliputi area seluas hampir sepuluh hektar. Monumen utama setinggi 17 meter berbentuk segi lima, dan di sekelilingnya terdapat 1.231 nisan simbolis para pejuang yang gugur, termasuk 17 tentara Jepang yang turut berperang bersama pasukan Indonesia.

Taman ini dibangun oleh Yayasan Kebaktian Proklamasi untuk mengenang jasa para pahlawan serta menyebarkan nilai-nilai perjuangan bagi generasi penerus bangsa​, Melalui monument dan peringatan Hari Puputan Margarana tersebut maka jiwa,semangat dan nilai nilai 1945 khusunya nilai nilai yang terkandung dalam peristiwa Puputan Margarana tersosialisasikan dengan baik kepada generasi penerus sebagaio penntu masa depan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.